Ibnu Faris rahimahullah menyebutkan : "syin (ش), fa (ف), dan a'in (ع) adalah huruf-huruf sahih (lawan dari huruf illat) penyusun kata syafaat yang menunjukkan arti menyatukan dua perkara, dan asy syaf'u (genap) lawan kata dari al witru (ganjil)".
Contoh:
كان وترا فشفعته شفعا وشفع الوتر من العدد شفعا:صيره زوجا
"Aku telah menjadikan sesuatu yang ganjil menjadi genap dan menjadikan bilangan ganjil menjadi genap yang maknanya menjadikan bilangan ganjil menjadi berpasangan"
Contoh kalimat selanjutnya:
"Unta genap” yaitu dua unta yang diperas susunya terpisah dijadikan satu di tempat yang sama.
Contoh dalam lisan orang Arab:
شفع لي يشفع شفاعة
Syafa'a lii yasyfa'u syafaa'atan
"Ia telah membantuku, ia akan memberikan bantuan"
Kata تشفع (tasyaffa'a) bersinonim dengan طلب (tholaba) artinya meminta.
Arti kalimat إستشفعه (istasyfa'ahu) sama dengan
طلب منه الشفاعة
Tholaba minhu asy syafaa'ata
"meminta bantuan darinya"
sama dengan kalimat:
قال له كن لي شافعا
Qola lahu kun lii syaafi'an
"ia meminta kepadanya jadilah penolongku"
Asy syafaatu (الشفاعة) itu adalah ucapan dari asy syafii'u (الشفيع) kepada pemilik bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang ia minta untuk orang lain.
Contoh:
A orang kaya, B orang yang memintakan uang kepada A untuk diberikan ke C orang miskin (pent.)
Ucapan B ke A disebut syafaat (pent.)
Asy syaafiu (الشافع) yaitu orang yang meminta bantuan untuk orang lain sehingga ia menyalurkan bantuan tersebut untuk orang yang membutuhkan (المطلوب).
Contoh:
تشفعت بفلان إلى فلان فشفعني فيه
Tasyaffa'tu bi fulanin ila fulanin fasyafa'ani fiihi
"Aku C meminta bantuan kepada B agar memintakan kepada A sehingga B meyalurkan bantuan dari A kepadaku C"
Orang yang meminta bantuan untuk orang lain disebut syafiiun (شفيع)
Kata asyafiiu (الشفيع) sama dengan asyaafi'u (الشافع) bentuk jamaknya adalah syufaau (شفعاء).
Dalam kitab An Nihayah karya Ibnu Asakir rahimahullah disebutkan:
شفع, يشفع ,شفاعة فهو شافع وشفيع
Syafa'a, yasyfa'u, syafaa'atan
"ia telah membantu, ia sedang membantu, bantuan, maka orang yang membatu disebut syaafi'un dan syafii'un"
Dan al musaffi'u (المشفع huruf fa ditasdid dan dikasroh) adalah orang yang menerima bantuan dan al musyaffa'u (المشفع huruf fa ditasdid dan difathah) adalah orang yang menyalurkan bantuan.
Ar raghib Al asfahani رحمه الله menyebutkan firman Allah Ta'ala surat An Nisa ayat 85 dalam kitab Al mufrodat:
مَنۡ يَّشۡفَعۡ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَّكُنۡ لَّهٗ نَصِيۡبٌ مِّنۡهَا ۚ وَمَنۡ يَّشۡفَعۡ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَّكُنۡ لَّهٗ كِفۡلٌ مِّنۡهَا ؕ
Maksud ayat ini adalah orang yang bergabung dengan orang lain dengan tujuan membantunya, menyerahkan bantuan kepadanya, menjadi penolongnya dalam perbuatan yang baik dan yang buruk, menolong dan menguatkannya, berperan serta dalam perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Beliau menyebutkan:
Asyaafatu (الشافعة) itu melibatkan diri (الإنضمام) kepada orang lain dengan maksud membantunya atau memenuhi permintaanya.
Kemudian beliau juga mengatakan: "mayoritas penggunaan kata (الإنضمام) dari orang yang lebih tinggi kehormatan dan kedudukannya kepada orang yang lebih rendah.
As syafarini berpendapat : seakan-akan kata asyaafiu itu (الشافع) adalah mempertemukan peminta bantuan ( سؤاله) dengan penerima bantuan (سؤال المشفوع له).
Kami meringkas dari penjabaran di atas bahwa asal kata syafaat yaitu menyatukan dua perkara, menggabungkan keduanya, dan kata syafaat adalah kata turunan (المشتقة) dari kata as syaf'u (الشفع) yang merupakan lawan kata dari al witru (ganjil).
As syaafi'u (الشافع) adalah pihak yang meminta bantuan diberikan kepada orang lain (المشفوع له) dan orangnya disebut syafii'an (شفيعا). Jika bantuan telah diterima dari orang tersebut maka orang yang menyerahkan bantuan juga disebut al musyaffa'u (المشفع huruf fa ditasdid dan difathah).
Al masyfuu'u ilahi (المشفوع إليه) adalah orang yang menyerahkan bantuan, maka orang yang menerima bantuan disebut musyaffi'un (مشفع huruf fa ditasdid dan dikasroh), dengan demikian asy syafaa'atu (الشفاعة) adalah melibatkan diri kepada orang lain dengan tujuan membantunya.
Referensi:
Asy syafaa'tu inda ahlis sunnah wal jamaah wa raddu a'lal mukhalifiina fiiha. Nasir Bin Abdurrahman Al Juda'i. Hal 13-15. Cetakan ke-3. 1430 H/2009 M. Daru Atlas Al khudoro. Riyadh. KSA
Malang, Jumat 29 Jumadil Awal 1444/23 Desember 2022
Akhukum fillah
Dodi Iskandar
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Kimia Universitas Brawijaya
(Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta)
No comments:
Post a Comment